American style, mdifikasi aliran wong Amrik. Negara paling demokrasi dalam modifikasi. Punya jurus merusak dan kembali memperbaiki alias modif. Sama dengan yang ini, tanpa meninggalkan identitas Suzuki Thunder.
Tangki Thunder masih asli coy and boy. Kendati lumayan banyak yang 'dirusak-rusak' pada kaki dan rangka, lalu pakai duit merakitnya ulang. Di sini disebut flat track. Au ah, artinya, silakan baca terus…
Aura
flat track muncul dari karya modifikasi Topo yang punya Tauco Custom
Builder (TCB). Topo sering main sulap. Seperti menyulap motor jadi gaya
negaranya paman sam. “Itu milik saya, pak,” kata Aang, arek Suroboyo berumur 35 tahun.
Tujuan flat track hanya untuk jalan mulus, menyiratkan tongkrongan cepat, kilat atau wussss. Penikmatnya mereka yang bukan pembalap dan juga bukan geng motor. Korban nonton balap, iya!
Pondasinya tadi, bodi ringkas dan kaki-kaki besar. Bodi yang aerodinamis seolah mengiris angin. Sementara Thunder adalah motor cruiser yang bodinya tebal dan panjang. Makanya, butuh pesulap mahir, macam Topo ini.
Namanya modifikasi, jelas ada korban. Korban pertama, ya dompet. Soal isi dompet konsumen cepat abis, Topo gak pernah pakai sulap, apalagi hipnotis. Sub-frame alias rangka dudukan jok tadi, dipotong dan harus dibentuk ulang. “Pakai pipa hollow
ukuran 2 x 2 cm,” kata si pesulap yang bernama asli Topo Goedel Atmodjo
yang markasnya di Kebagusan, Jagakarsa, Jakarta Selatan itu.
Langkah itu untuk mengejar bentuk tipis buritan. Nanti kan ada kenalpot undertail alias di atas roda dan di bawah ujung jok. Mantap, memang! American style, bro. Jangan main-main!
Trus, trus…
ya kenalpot dibikin TCB sesuai kebutuhana dan penampilan. Dudukan jok
sampai bodi pakai pelat galvanis. Soal tekuk dan melipat pelat itu, Topo
gemulai memainkannya.
Monosok wakil mutakhirnya flat track, copotan milik Suzuki Satria F-150. Apa gak lembek ini sok? Katanya sih, derajat posisinya dibikin miring. Daya serap suspensi masih mumpuni dengan bobot Thunder. Apalagi wing arm
variasi lokal, memungkinkan penyetelan sampai pas sokbreker tunggal
ini. “Kaki-kaki juga pondasi. Makanya, sekalian pakai sokbreker depan
Suzuki GSX 400 teleskopik,” tukas Topo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar